affiliate marketing
Latest Games :

Wudhu dan adab-adabnya

Sabtu, 30 November 2013 | 0 komentar

Wudhu adalah syarat sahnya shalat. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki.” (Al-Ma’idah: 6). - Niat. Karena wudhu adalah ibadah dan dengan niat, ibadah bisa dibedakan dari pekerjaan biasa. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang hanya akan memperoleh apa yang ia niatkan.” (Bukhari, Muslim). - Niat bersuci dari hadats kecil. Jangan sampai tertinggal niat, hingga membasuh muka. (As-Syafi’i). * Sebaiknya berniat bukan hanya untuk mensucikan badan, tetapi juga membersihkan kotoran hati. (Imam Hanafi). - Disunnahkan berwudhu di rumah sebelum pergi ke masjid, sebab setiap langkah yang dilangkahkan ke masjid dalam keadaan wudhu yang sempurna akan berpahala menghapus dosa dan mengangkat derajat. (Bukhari). - Memulai wudhu dengan membaca basmalah. (Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i). - Dianjurkan menghadap kiblat ketika berwudhu. (Imam Nawawi). - Ditekankan bersiwak setiap berwudhu. Jika tidak ada, dapat menggunakan jari telunjuk. (Bukhari, Muslim). * Bersiwak dapat menjadi wajib, jika setelah memakan bawang putih atau merah pada hari Jum’at. (Imam Nawawi). - Setiap bersiwak, disunnahkan lebih dahulu membasuh kedua tangan sampai pergelangan tangan sebanyak tiga kali. Kemudian berkumur, menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya, membasuh muka, menyela-nyela janggut dengan jari yang basah, membasuh kedua lengan dari ujung tangan hingga ke atas siku, lalu mengusap kepala sekali, membasuh telinga sekali dan terakhir membasuh kedua kaki sampai mata kaki. (Bukhari, Muslim, Nasa’i). - Cara mengusap kepala satu kali dalam berwudhu adalah: Meletakkan sebagian jari jemari telapak tangan di bagian depan ujung kepala tempat tumbuhnya rambut, lalu ditarik ke belakang sampai ke tengkuk, kemudian dikembalikan lagi ke depan ke bagian yang pertama tadi. (Abu Dawud). * Membasuh khusus tengkuk bukanlah bagian wudhu. (Imam Nawawi). - Jangan membasuh muka dengan menyiram air langsung. Baik ditampung dulu di kedua telapak tangan, lalu diusapkan ke muka. (Imam Nawawi). - Cara membasuh kedua telinga satu kali dalam wudhu yaitu: Dua jari telunjuk diletakkan di lubang telinga, lalu diputarkan ibu jari membasuh bagian luar telinga. (Abu Dawud). * Membasuh telinga hendaknya dengan air yang baru, bukan dengan air setelah membasuh kepala. (Imam Nawawi). - Cara mencuci kaki dalam berwudhu ialah; Renggangkan jari-jari kaki dan disela-sela dengan jari-jari tangan dari kelingking kanan ke kiri. (Abu Dawud) . * Lebih utama jika mencucinya hingga ke betis. (Abu Hurairah). - Hendaknya berwudhu dengan tertib, berurutan, dan sempurna. Jangan tertinggal walaupun setitik bagian wudhu. Kebanyakan adzab kubur disebabkan wudhu yang tidak sempurna. Termasuk berhati-hati dan memperhatikan bagian di bawah kuku dan cincin agar tidak tertinggal wudhu. (Bukhari, Muslim). - Sunnah membasuh bagian wudhu tiga kali. Jangan menambah lebih dari tiga kali. Barangsiapa menambahnya, berarti telah menzhalimi din sendiri. (Nasa’i, Ibnu Majah, Abu Dawud). * Boleh membasuh kurang dari tiga kali, jika memang ada udzur, seperti; Waktu sempit, air sedikit, dsb. (Imam Nawawi). - Disunnahkan mendahulukan anggota sebelah kanan ketika berwudhu, kemudian bagian sebelah kiri. (Bukhari, Muslim, Nasa’i). - Sunnah shalat dua rakaat sunat Syukur Wudhu setiap selesai wudhu. Dan dilakukan tanpa diselingi oleh pembicaraan. (Bukhari, Muslim, Nasa’i). * Antara shalat Syukur Wudhu dan shalat wajib sebaiknya memperbanyak istighfar. (Ahmad). - Doa memulai wudhu : Artinya: “Ya Allah, ampunilah segala dosaku, lapangkanlah rumah tanggaku, dan berkatilah rezeki untukku.” (Dailami, Ibnu Asakir). - Disunnahkan melihat langit, lalu membaca doa selesai wudhu; Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah diriku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah diriku dari golongan orang yang bersuci,” (Muslim). * Barangsiapa membaca doa di atas setelah wudhu, niscaya akan dibukakan baginya delapan pintu surga yang darimana saja ia dapat memasukinya. (Tirmidzi, Nasa’i). - Jangan berwudhu di tempat orang buang air. Khawatir ada air najis yang tersisa, sehingga mengenai badan kita ketika berwudhu. (Tirmidzi, Dailami). * Bila terpaksa wudhu di WC, siramlah dulu sampai bersih sebelum berwudhu. - Sunnah menjaga kelangsungan wudhu dan menggantinya setiap batal. (Hakim). * Menjaga wudhu berarti menjaga kelangsungan kelapangan rezeki. Allah berfirman, “Hai Musa, jika engkau mengalami musibah sedang engkau tidak dalam keadaan wudhu, maka jangan engkau menyalahkan kecuali dirimu.” (Hadits Qudsi). - Dianjurkan agar melamakan ‘ghurah’ dan ‘tahjil’. (Muslim, Bukhari). * Ghurrah, adalah membasuh sebagian dari kepala bagian depan. Sedang ‘Tahjil’ adalah membasuh sebelah atas siku, ketika membasuh kedua tangan, dan sebelah atas mata kaki ketika membasuh kedua kaki. “Sesungguhnya umat ini akan diseru pada hari Kiamat dalam keadaan cemerlang kening, kedua tangan dan kedua kaki mereka, karena bekas-bekas wudhu. (Bukhari, Muslim). - Diwajibkan berwudhu ketika akan melaksanakan shalat, membaca Alquran, sa’i, wuquf, jumrah, baligh, setelah tertawa keras dalam shalat. - Dan disunnahkan berwudhu ketika akan tidur ( Bukhari ), akan mengulangi persetubuhan dengan istri ( Abu Dawud ), menengok orang sakit ( Bukhari ), setelah makan sesuatu yang dimasak ( Muslim ), setelah memakan daging kambing dan unta ( Muslim ), setelah menyentuh kemaluan ( Baihaqi ), ketika marah, agar reda marahnya ( Ahmad, Abu Dawud ), keluar dari WC ( Ahmad ), akan adzan, akan menziarahi kubur Nabi saw., mempelajari hadits atau tafsir, setelah berghibah atau berbohong. - Jangan berbicara ketika berwudhu. ( Nasa’i ). - Jangan boros. Dianjurkan menggunakan air sehemat mungkin. (Bukhari, Ibnu Majah, Abu Dawud). Nabi saw. bersabda, “Hematlah dalam memakai air walaupun di atas lautan. (Ahmad, Ibnu Majah). - Air bekas wudhu dapat dipakai sebagai obat ( Bukhari ). Air bekas wudhu dapat menyembuhkan tujuh puluh penyakit ( Dailami ). * Caranya: Kita berwudhu di atas ember, sehingga air bekas wudhu itu akan jatuh ke dalam ember. Kemudian air itu diminumkan kepada si sakit. - Sebaiknya jangan berwudhu dibantu orang lain. (Ibnu Najjar, Al-Bazzar). Hal-Hal Yang Membatalkan Wudhu ? Ada sesuatu yang keluar dari salah satu di antara dua jalan, seperti kencing, tahi, darah atau angin. (An-Nisa’: 443 - Bukhari, Muslim). * Allah tidak menerima shalat seorang apabila berhadats, sebelum ia berwudhu. ? Tidur yang tidak mantap. Maksud mantap ialah tidur sambil duduk, dan pantat menempel rapat di tempat duduk. Dan tidak mantap, yaitu jika pantat renggang dari tempat duduk. Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa tidur, maka hendaklah berwudhu.” (Abu Dawud). * Tidur dengan sikap mantap, tidak membatalkan wudhunya. ( Bukhari, Muslim ). ? Hilang akal, baik dikarenakan mabuk, pingsan, sakit, ataupun gila. ? Bersentuhan antara laki-laki dengan istrinya atau wanita asing, tanpa ada penghalang. (An-Nisa’: 43). ? Menyentuh farji/ alat vital sendiri atau farji orang lain, baik dubur maupun qubul ( penis/ vagina ), dengan telapak tangan atau jari-jari, tanpa ada penghalang.
Continue Reading

Adab-adab Istinja

| 0 komentar

Anjuran dalam beristinja: 1.Menggunakan sandal atau alas kaki untuk menghindari najis. ( Imam Nawawi ). Akan lebih baik, di dalam WC atau kamar mandi disediakan sandal khusus, dan sebaiknya tidak dibawa keluar WC/ Kamar mandi. 2.Masuk WC/ Kamar mandi dengan melangkahkan kaki kiri telebih dulu. ( HR Tirmidzi ). 3.Doa masuk WC/ Kamar mandi ( dianjurkan baca doanya di luar pintu WC/ Kamar mandi, kira-kira 3 langkah ) Allahumma inni a’uudzubika minal khubutsi wal khobaaits. ( Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari gangguan syetan laki-laki dan wanita ) ( HR Bukhari, Muslim ) 4. Keluar WC/ Kamar mandi, disunnahkan dengan kaki kanan lebih dulu, dengan baca doa: Ghufroonaka. Alhamdulillahilladzii adzhaba ‘anil adzaa wa ‘aafanii. ( Aku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan telah menyembuhkanku.) ( HR Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah) 5. WC adalah tempat berkumpul syetan. Tidak dianjurkan berlama-lama di dalamnya. Jika selesai hajatnya, secepatnya keluar dari WC. ( HR Nasa’I, Ibnu Majah ). 6. Dianjurkan memakai tutup kepala ketika di dalam WC, dan baru membukanya jika kita hendak membasahi rambut. ( Ibnu Sa’ad ). Jika tidak ada penutup kepala, hendaknya ditutup dengan lengan baju. ( Imam Nawani ). 7. Buang air hendaknya dengan duduk, jangan berdiri seperti orang Yahudi dan Nasrani. ( HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i ). Caranya adalah dengan duduk bertumpu di atas kaki kiri dan kaki kanan tegak di atas tanah. Hal ini akan lebih memudahkan najis keluar dan mengistirahatkan anggota tubuh utama, seperti lambung, dsb. ( Imam Nawawi ). 8. Hendakhnya beristinja hanya dengan tangan kiri. Jangan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan. ( HR Bukhari, Nasa’i, Muslim, Tirmidzi ). 9. Sunnah/ amat dianjurkan menghemat air. Gunakan secukupnya. Nabi saw biasa menggunakan air dengan ukuran, seperti ukuran air wudhu, ukuran untuk buang air kecil dan untuk mandi. ( HR Tirmidzi ). 10. Hati-hati dengan cipratan air kencing, terutama jika kencing berdiri. Banyak orang yang disiksa di dalam kubur, karena tidak hati-hati ketika istinja dan tidak sempurna ketika berwudhu. ( HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah ). Larangan Dalam Beristinja: 1. Jangan membawa lafazh ‘Allah’ dan ‘Muhammad’ atau ayat-ayat Al Qur’an ke dalam WC/ Kamar mandi. ( HR Nasa’i ) 2. Jangan membuang hajat dengan menghadap ke arah kiblat dan jangan membelakanginya. Menghadaplah ke arah selain kedua arah tadi. Boleh menghadap atau membelakangi kiblat jika berada di dalam bangunan, itupun jika darurat atau terpaksa. ( HR Bukhari, Nasai’i, Muslim, Tirmidzi ). Maksud menghadap atau membelakangi kiblat adalah, menyingkapkan qubul atau dubur ke arah kiblat atau membelakanginya. ( Imam Nawawi ). 3. Jangan berbicara atau berkomunikasi di dalam WC. ( HR Abu Dawud, Ibnu Majah ). Termasuk menjawab salam pun tidak dianjurkan. Menjawabnya cukup dengan isyarat/ berdehem. ( HR Muslim, Tirmidzi, Nasa’i ). 4. Tidak boleh berdua/ berduaan di dalam satu kamar mandi, kecuali suami istri. ( HR Ibnu Majah, Abu Dawud ). 5. Tidak boleh beristinja menggunakan tulang atau kotoran hewan yang telah kering. Benda-benda itu adalah makanan jin. ( HR Muslim, Nasa’i ). 6. Jangan buang air kecil/ besar di lubang-lubang tanah, karena mungkin itu tempat tinggal jin. Sa’ad bin Ubadah mati dibunuh oleh jin karena kencing di lubang tanah. Dan jangan pula buang hajat di jalan umum, tempat orang lalu lalang, di tempat berteduh, di sumber air/ mata air, di kolam pemandian, di bawah pohon yang berbuah, atau di air yang mengalir. ( HR Muslim, Tirmidzi ). 7. Tidak disukai buang air langsung di air yang diam/ tergenang, atau air yang mengalir, karena kebanyakan jin bertempat di situ pada malam hari. ( Imam Nawawi ). 8. Boleh buang air dengan memakai pispot. Nabi saw biasa meletakkannya di dekat tempat tidur Beliau. ( HR Nasa’i ). 9. Jangan makan, bernyanyi dan bersiul saat berada di dalam WC, meskipun tidak sedang buang hajat atau mandi. ( HR Ibnu Majah, Abu Dawud ). 10. Jangan menampakkan atau memperlihatkan aurat ketika buang air, usahakan bertutup diri atau pergi menjauh agar tidak terlihat oleh orang umum. ( HR Muslim, Tirmidzi ). Sebaiknya mencari tempat yang tidak terlihat oleh orang, tidak tercium baunya dan tidak terdengar. ( Imam Nawawi ). 11. Laki-laki tidak boleh melihat aurat sesama laki-laki, begitu pula wanita tidak boleh melihat aurat sesama wanita. ( Ibnu Asakir ). 12. Makruh buang air kecil di kamar mandi, karena dikhawatirkan sisa air kencing akan mengenai badan orang yang mandi.( HR Tirmidzi ). Kamar mandi dan WC sebaiknya dipisah. 13. Sunnah menuntaskan sisa air kencing dengan berdehem dan memijit-mijit kemaluan dari pangkal sampai ujung, 3 kali.( Bagi kaum laki-laki ) ( Imam Nawawi ). 14. Jangan menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk istinja. Setelah selesai hendaknya tangan digosokkan ke tanah atau dinding untuk menghilangkan bau, lalu dicuci dengan air. ( Imam Nawawi ). 15. Jangan memandang ke langit, melihat ke arah kemaluan atau melihat kotoran yang keluar darinya. Dan makruh bagi orang yang sedang buang hajat itu, berbicara atau sambil melakukan pekerjaan/ aktifitas lain, selagi membuang hajatnya. ( HR Muslim, Abu Dawud ). 16. Benda-benda yang diperbolehkan untuk beristinja, yaitu: air, batu, tanah liat yang keras, dan kertas/ tissue. Digunakan sebanyak 3 kali atau jumlah ganjil. ( HR Bukhari, Ibnu Majah ). Jika sudah suci pada kali yang ke-2, sempurnakan dengan yang ke-3. Jika sudah merasa suci ki tahap ke-4, maka sempurnakan dengan kelima, dst. Lebih diutamakan menggunakan gabungan batu dengan air ( Imam Nawawi ). 17. Benda-benda yang tidak sah untuk beristinja: a. Benda-benda najis atau terkena najis. ( Bukhari ) b. Makanan manusia, seperti roti dan sebagainya. Atau makanan jin, seperti tulang. ( HR Muslim, Tirmidzi ). c. Benda-benda terhormat, seperti bagian tubuh binatang yang belum terpisah darinya, terlebih lagi bagian tubuh manusia. Tetapi jika telah terpisah darinya dan suci, seperti rambut binatang yang halal dimakan dagingnya dan kulit bangkai yang telah disamak, maka boleh untuk istinja. Adab Istinja Masuk Dan Keluar Dari Kamar Mandi/ WC Dalam kehidupan sehari hari kita tentu tak bisa tidak harus ke kamar mandi/ wc, baik tujuannya untuk bersuci, membersihkan diri ataupun buang hajat. Maka sudah selayaknya kita memperhatikan sunnah sunnah nabi ketika masuk dan keluar dari kamar mandi, diantaranya: Membaca Do’a Kamar mandi/wc adalah tempat tinggal setan. Karena karena itu hendaknya kita memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan laki laki dan perempuan dengan mengucapkan do’a: Allahumma inniy a'udzubika minal khubusi walkhobaais ,”se-sungguhnya aku berlindung kepadaMu dari godaan setan laki-laki dan perem-puan”. (HR. Ahmad dari Anas bin Malik). Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam jika hendak masuk wc beliau membaca [بِسْمِ اللهِ] “Dengan nama Allah. Ya Allah” (HR.Ibn Abi Syaibah (29902) dari Anas bin Malik. shahih al-jami’ (4714) Dzikir ini berfungsi untuk menutup aurat manusia dari penglihatan jin. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda: “Penutup aurat anak Adam dari Pandangan jin ketika ia masuk wc adalah dengan mengucapkan bismillah.” (shahih al-jami’ halaman 675 hadist no:3610) Masuk Dengan Mendahulukan Kaki Kiri Karena ia sedang memasuki tempat najis, maka seharusnya ia mendahulukan kaki kiri. Berbeda halnya ketika memasuki tempat yang terhormat dan mulia, hendaknya ia mendahulukan kaki kanan, misalnya masuk ke masjid. Setiap pekerjaan baik dan mulia hendaknya di mulai dengan sebelah kanan. Dan apabila pekerjaan itu sebaliknya, maka di dahului yang sebelah kiri, salah satunya ketika hendak masuk ke kamar mandi/wc. Jangan Berlama-lama Di Kamar Mandi/wc Janganlah seseorang berlama lama dalam kamar mandi, usahakan selekas mungkin ia menyelesaikan hajatnya di kamar/mandi. Kalau sudah selesai segeralah keluar dan jangan berlama lama menetap di dalamnya. Karena kamar mandi/wc adalah tempat setan dan kotoran sehingga tempat seperti itu tidak di anjurkan untuk berlama lama berada di situ. Keluar Dengan Mendahulukan Kaki Kanan Sebab sebelah kanan selalu di dahulukan dalam melakukan setiap perkara yang baik. Keluar dari kamar mandi/wc berarti berpindah dari tempat yang kotor ke tempat yang bersih. Oleh karena itu mendahulukan kaki kanan ketika keluar. Bacalah Do’a Ketika Keluar Dari Kamar Mandi/wc Yaitu do’a yang pernah di ucapkan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ketika keluar dari wc yaitu: Ghufroonaka “Aku minta ampun kepadaMu” (HR.Ahmad (VI/155), Abu Dawud (30), An-Nasaa’I dalam kitab Al-Kubra (9907), At Tirmidzi (7), dan ia menghasankan hadist ini, Ibn Majah (300), Ibnu Hibban (1441) Ihsaan, Al-Hakim (I/158), Ad-Daarimi (I/174), Ibn Jaaruud (42), Al_Bukhari dalam Adabul Mufraad (693/97), Ibnu As-Sunni (23), dari ‘Aisyah radhiallahu’anha. Shaihi al-jami’ (4707).)
Continue Reading

raja

Senin, 01 Juli 2013 | 0 komentar

Continue Reading

Blogger Bayan

Minggu, 12 Mei 2013 | 0 komentar

http://infoobayan.blogspot.com/
Continue Reading

Enam sifat sahabat dan Al-qur'an

Jumat, 10 Mei 2013 | 0 komentar

6 Sifat Sahabat Dan Al Quran
Enam Sifat ada dalam Surat Thaha yakni pesan Allah SWT kepada Nabi Musa as sebelum dakwah kepada Fir’aun, Samiri, Hamman, Baslam, Qorun.

1. Sesungguhnya Aku Allah tiada Tuhan selain Aku maka sembahlah Aku (Yakin terhadap hakikat kalimah La ilaha illa Allah)
2. Dirikan Sholat untuk ingat Aku (Shalat Khusyu’ wal Khudu’)
3. Pergilah kamu dan saudaramu (Harun as) dengan ayat-ayat Ku dan jangan lupa untuk ingat Aku. (Ilmu ma’a Dzikir)
4. Berkatalah kepada Firaun dengan lemah lembut (Ikramul Muslimin)
5. Aku pilih engkau untuk diri Ku (Tashhiihunniyah,Amal Semata karena Allah)
6. Pergilah kamu kepada Firaun karena dia telah melampaui batas (Dakwah dan Tabligh).

SELESAIKAN MASALAH UMMAT DENGAN AMALAN MASJID

Dari Surat Al Baqarah 129 terlihat doa Nabi Ibrahim di Ka’bah / di masjid memohon amal Nabi yakni : Dakwah, Taklim, dan Tazkiyyah. Hal ini untuk menghilangkan panyakit asal manusia yakni :
1. Takut kepada selain Allah karena ketika manusia hadir di dunia langsung berhubungan dengan kekuatan makhluk, sedangkan Allah menyempurnakan diri untuk uiji hambaNya.
2. Hidup dengan cara kebiasaan sendiri, karena untuk atasi keadaan hidup yang keras mereka usaha bagaimana bisa bertahan sehingga ketika berhasil maka diyakini sebagai cara hidup yang baik (adat).
3. Memakai hukum selain yang diturunkan Allah SWT, karena berhasil mengatasi persoalan hidup, maka dibuatlah menjadi suatu undang-undang.

Amalan Nabi berfungsi untuk :

1. DAKWAH untuk memasukkan Iman Yakin kepada manusia sehingga keluar kebesaran makhluk dan masuk kebesaran Allah SWT.
2. TAKLIM untuk mengenalkan cara hidup anbiyasehingga merubah cara hidup adat menjadi cara hidup secara Sunnah.
3. TAZKIYAH mensucikan kehidupan manusia dari dosa ketika jumpa dengan Allah. Di zaman Nabi penzina, pencuri, pemabuk datang kepada hukum Islam untuk minta disucikan. Sehingga hukum tegak bukan cari pelaku maksiat tetapi orang datang kepada hukum untuk tazkiyah.

Jaulah

Dalam surat Yasin diceritakan tentang jaulah Habb Annajar dimana beliau disyahidkan saat buat jaulah.
Tatkala Kami utus dua orang (Mutakallim dan Amir) QS Yasin : 14
Maka Kami kuatkan dengan yang ketiga (makmur) QS Yasin : 14
Dan datanglah seseorang dari pinggiran kota dengan tergesa-gesa (Dalil) QS Yasin : 20
Dengan dalil yang kuat serta adab-adab yang tinggi maka jaulah merupakan asbab hidayah bagi manusia, banyak orang yang terkesan dengan cara jaulah ini. Mereka datangi para pemabuk, rumah orang kaya, orang miskin, orang sakit, orang lapar, dll tak kesan dengan keadaan mad’u nya.
Adakah cara dakwah yang lebih haq, lebih hebat dari ini. Suatu cara dakwah yang sudah teruji di Al Quran menghantarkan Habib Annajar menjadi Mukromin.

menghidupkan amalan Nabi secara menyeluruh yakni Dakwah, Taklim wa Ta’allum, dan Tazkiyyah. Sesuai ayat :
Ya Tuhan kami, utuslah seorang Rasul ditengah-tengah mereka yang berasal dari diri mereka sendiri (yang tugasnya) membacakan ayat-ayat Engkau (DAKWAH), mengajarkan kepada mereka ALKITAB dan ALHIKMAH (Taklim wa Ta’allum) dan Tazkiyyah (Dzikir Ibadah dan Khidmat),
Continue Reading

Alamat web radio sebayu fm acara bollywood

| 0 komentar

http://www.tegalkota.go.id/v1/stream/
JADWAL SIARAN GOYANG BOMBAY
Rabu, Kamis & Jum'at
Pkl : 20.00 - 22.00 WIB
Minggu : Pkl. 09.00 - 12.00 WIB
SMS Online : 08157602500
Telp Online : (0283) 353608
Continue Reading

Bayan jamaah australia

Kamis, 09 Mei 2013 | 0 komentar

  1. Allah SWT telah pilih kita untuk lahir sebagai orang Islam. Sebelum kita lahir ke dunia, kita tak pernah diberi pilihan untuk jadi muslim atau kafir. Semata-mata dengan sifat rahim Allah telah jadikan kita seorang muslim. Jadi kita kena syukur atas nikmat ini.
  2. Allah telah hantar kita sebagai umat Muhammad SAW dengan satu maksud yang sangat besar iaitu sebagaimana maksud semua Nabi telah dihantar.
  3. Allah telah jadikan manusia mempunyai jasad dan roh. Perkara paling berharga bagi manusia (supaya jasad dan roh ini dapat dimanfaatkan) adalah masa.. Seorang yang kematian isteri, boleh cari isteri yang lain. Seorang yang kematian anak, boleh dapat anak yang lain. Seorang yang rumahnya terbakar, boleh cari rumah yang lain. Seorang yang perniagaannya bankrap, boleh bina perniagaan yng lain. Tetapi seorang yang telah berlalu masanya, masa itu tak dapat diganti semula. Masa yang berlalu akan terus pergi buat selama-lamanya.
  4. Allah begitu kasih kepada orang-orang beriman sehingga menjadikan sekecil-kecil perkara sebagai sebab penghapus dosa. Sehingga tercucuk duri pun Allah akan hapuskan dosa dari buku catatan. Diceritakan kisah seoarng raja kafir yang zalim ketika hendak mati berhajat untuk makan sejenis makanan yang sukar didapati. Allah telah perintah malaikat untuk dapatkan makanan itu untuk raja tersebut. Selepas makan, raja itu telah mati. Dalam kisah yang lain pula seorang alim yang warak ketika hendak mati telah meminta sedikit air. Apabila orang datang membawa air, Allah telah perintah kepada malaikat untuk tepis cawan sehingga air tertumpah dan orang warak itu mati tanpa dapat minum air. Kedua-dua malaikat telah datang mengadap Allah dan mengadukan hal tersebut. Allah berfirman kepada kedua malaikat tersebut bahawa ketika hidup, raja yang zalim tersebut dia telah buat satu kebaikan dan Allah hendak mambalas kebaikan tersebut di dunia dan azab yang kekal menantinya di akhirat kerana kekafirannya. Manakala orang warak tersebut telah berbuat satu dosa ketika hidup dan Allah hendak menghapuskan dosa tersebut ketika di dunia dan memberikan keselamatan kepadanya di akhirat.
  5. Di akhirat nanti, orang yang dalam hatinya ada iman walau sebesar zarah akan dikeluarkan juga akhirnya dari neraka. Manakala orang kafir akan kekal di dalamnya.
  6. Dakwah dan iman adalah dua perkara yang berkaitan. Adanya dakwah maka adalah iman. Jika dakwah tiada, maka iman akan keluar dari hati-hati manusia. Nabi Nuh as telah buat usaha dakwah selama 950 tahun siang dan malam. Kemudia baginda telah doa supaya jangan ditinggalkan di atas dunia ini walaupun satu orang kafir. Maka Allah telah hantar banjir yang besar dan menenggelamkan semua orang kafir. Yang terselamat hanyalah nabi Nuh as dan orang-orang yang beriman. Selepas kewafatan nabi Nuh as, dakwah telah terhenti. Dari keturunan orang yang beriman tadi akhirnya telah kembali kufur kepada Allah.
  7. Pada kurun ke 18, orang British telah menakluki Australia dan mendapati ada 3 buah gurun yang besar di sana. Untuk menyelesaikan masalah pengangkutan mereka telah membawa 120 ekor unta untuk digunakan mengangkut barang-barang di padang pasir. Oleh kerana mereka tidak tahu mengendalikan unta maka mereka telah membawa ramai orang-orang Islam dari benua India yang kebanyakannya berketurunan afghan. Di kalangan pekerja-pekerja ini terdapat sejumlah bilangan dari golongan ulama. Ulama-ulama ini telah membina 60 masjid dan 3 daripadanya yang berusia lebih 100 tahun masih bertahan sehingga kini. Malangnya bila usaha dakwah ditinggalkan, keturunan dari mereka ini tidak kenal Islam walaupun nama-nama mereka seperti nama-nama Islam.
  8. Pada suatu masa jemaah yang bergerak telah dibawa untuk jumpa 3 wanita tua dari keturunan pekerja-pekerja tersebut, yang masing-masing berumur lebih 85 tahun. Ternyata mereka tak tahu apa-apa mengenai amalan Islam kecuali kalimah Laailaha illallah, Muhammadur rasulullah. Bila mereka nampak jemaah memegang tasbih ditangan, mereka mengatakan bapa-bapa mereka dahulu memegang tasbih seperti kamu. Jemaah telah menghadiahkan kepada mereka tasbih tersebut dan mereka rasa sungguh gembira.
  9. Laporan satu jemaah lagi yang buat usaha di Thursday Island. Di sana, 90% penduduknya adalah dari keturunan Islam. Teatapi amalan Islam telah lenyap dari diri mereka. Jemaah telah dibawa berjumpa seorang lagi wanita tua berusia lebih 80 tahun. Bila wanita tua ini terlihat saja kepada jemaah (yang dalam keadaan berjanggut, berjubah, berserban), maka dia telah menjerit dengan mangatakan, Muslim has come, muslim has come. Dia telah keluarkan satu beg dari bawah katil dan tunjuk kepada jemaah peninggalan arwah bapanya berupa sejadah dan beberapa kitab selawat. Perempuan tua itu bercerita semasa umurnya 10 tahun, bapanya telah meninggal dunia. Sebelum itu dia sempat berwasiat, You dont be worry. Muslim will come and take of you because muslim are always taking care of each other. Perempuan tua itu menambah, And I have been waiting for you (muslim) for 70 years.
  10. Pembayan memberi laporan bahawa beliau telah berpindah ke Australia dari Tanah Arab pada tahun 1968. Walaupun ada 80 ribu orang Islam di Melbourne tetapi hanya ada 1 masjid sahaja. Itupun dibuka 2 kali setahun untuk solat hari raya. Solat Jumaat hanya dibuat oleh 3-4 orang disebuah surau yang lain. Beliu ada mendengar laporan bahawa jemaah pertama dihantar ke Australia adalah pada tahun 1962. Jemaah ini hanya mampu menangis dan berdoa apabila melihat keadaan agama pada umat.
  11. Jemaah seterusnya dihantar pada tahun 1973. Jemaah ni balik dan beri laporan kepada Hadraji bahawa orang Islam di Australia sudah tiada harapan. Hadraji tak berputus asa dan menghantar jemaah lagi pada tahun 1974 & 1975. Pada tahun 1975 ini, 3 orang tempatan (termasuk abang pembayan) telah sedia untuk menghidupkan amalan ziarah pintu ke pintu untuk bertemu dengan orang-orang Islam. Beberapa lama amalan ini berterusan, mereka telah bermesyuarat dan memutuskan untuk meminta kunci masjid. Kunci masjid telah diberi kepada mereka dengan senang hati dan semenjak itu masjid tersebut tidak pernah ditutup lagi sehingga ke hari ini.
  12. Amal-amal masjid telah dihidupkan. Jemaah-jemaah telah dikeluarkan dan usaha telah berkembang. Alhamdulillah sekarang telah ada lebih 80 masjid dan surau di Melbourne. Madrasah-madrasah telah wujud. Anak-ank yang dulunya belajar di madrasah sekarang telah mengajar pula. Pembayan berkata dengan matanya sendiri dia dapat melihat apabila dakwah ditinggalkan, dari keturunan ulama akan lahir orang-orang kufar. Apabila dakwah dijalankan, dari keturunan kufar, lahirnya ulama.
  13. Kerja ini bukanlah kerja main-main. Bukan kerja yang dibuat kalau suka, dan ditinggal kalau malas. Ini adalah kerja tanggungjawab kita sebagai umat Nabi SAW walaupun kita bukan Nabi. Ini adalah perintah Allah kepada kita.
  14. Bila kita buat kerja ini, Allah pasti akan beri hidayat kepada manusia. Seluruh manusia sekarang sedang menanti-nanti kedatangan kita sebagai orang Islam kepada mereka (seperti kisah orang tua tadi).
Continue Reading

Adab-adab Mandi

Jumat, 03 Mei 2013 | 0 komentar

Mandi itu ada 2 macam. Mandi WAJIB dan Mandi Sunnah.
Apa itu Mandi Wajib?

Definisi Mandi Wajib berdasarkan firman Allah:
“ Dan jika kamu junub, maka mandilah.” ( Al Maidah: 6 )

Definisi Mandi Sunnah,berdasarkan hadits Nabi:
“ Adalah kewajiban setiap muslim kepada Allah, mandi pada setiap minggunya sehari ( Seminggu sekali ), dimana ia membasuh kepala dan tubuhnya.” ( Bukhari, Muslim ).

Kenapa harus Mandi Wajib?:
1. Jika dua kemaluan, laki – laki dan wanita bertemu.
2. Keluar mani dengan sebab apapun, baik mimpi, mengkhayal, bergurau, bermimpi, dsb. Sedangkan jika bermimpi tapi tidak keluar mani, maka tidak diwajibkan mandi.
3. Setelah berhenti dari keluar darah haidh dan selesai nifas. ( Tirmidzi )
4. Mandi bagi mayit ( Bukhari )
5. Mualaf ( orang kafir yang baru masuk Islam ) wajib mandi. ( Bukhari ).

Mandi termasuk dalam rangkaian bersuci ( Bukhari, Muslim ). Hikmah disyariatkannya mandi:
1. Memperoleh pahala, karena bersuci adalah bagian dari iman ( Muslim )
2. Memperoleh kebersihan ( Bukhari, Muslim )
3. Memperoleh semangat dan kesegaran.

Prosedur yang dianjurkan dalam mandi:
1. Terlebih dahulu berniat untuk mandi, untuk menghilangkan hadats besar.
2. Mencuci kedua telapak tangan, lalu membasuh kemaluan dan telapak tangan digosokkan ke tanah atau ke dinding.
3. Dianjurkan untuk berwudlu terlebih dulu, yaitu berkumur, beristinsyaq ( memasukkan air ke dalam hidung lalu mengeluarkannya ), mencuci muka dan kedua hasta tangan, kemudian mengalirkan air di atas kepala sebanyak 3 x. Selanjutnya mengalirkan air ke seluruh tubuh. Terakhir adalah mencuci kedua kaki. ( Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i )
4. Wanita berambut panjang, boleh hanya dengan menyiramkan air 3 x ke atas rambutnya ketika mandi wajib. ( Muslim )
5. Sunnah ( dianjurkan ) untuk mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan ketika menyiram badan, lalu bagian sebelah kiri, selanjutnya bagian depan dan terakhir bagian belakang. ( Nasa’i )
6. Boleh mandi junub dengan berendam di dalam air, asalkan semua anggota badan terkena air. ( Asy Syafi’i ).
7. Dalam mandi wajib, air harus mengenai semua pori-pori badan, kemudian meratakannya, sekaligus membersihkannya. ( Tirmidzi )
8. Sebaiknya berwudlu terlebih dahulu sebelum tidur. Dan cukup sekali mandi setelah menggauli beberapa istri ataupun beberapa kali. Akan tetapi dianjurkan berwudlu lebih dulu sebelum melakukan yang kedua kalinya. ( Tirmidzi ). Dan boleh langsung mandi setelah berhubungan atau tidak langsung mandi, menangguhkannya hingga bangun dari tidur. ( Nasa’i ).
9. Usahakan jangan sampai menyentuh kemaluan dengan telapak tangan jika sudah selesai mandi. Jika menyentuh, maka batallah wudlunya. ( Nasa’i ).
10. Nabi saw menolak memakai handuk setelah mandi. ( Nasa’i ).
11. Usahakan menutup aurat ketika mandi ( tidak telanjang bulat ). Sebaiknya memakai kain khusus basahan saat mandi.
12. Disunnahkan mandi pada saat:
a. Hari Raya ( Imam Malik ),
b. Hari Jum’at ( Tirmidzi, Bukhari, Muslim ),
c. Saat terjadi gerhana matahari dan bulan,
d. Sesudah memandikan jenazah ( Imam Ahmad, Tirmidzi ),
e. Setelah kembali dari peperangan ( Muslim ),
f. Ketika ihram ( Bukhari ),
g. Ketika wuquf di Arafah ( Bukhari ),
h. Ketika memasuki kota Makkah ( Bukhari, Abu Dawud ).
13. Hal –hal yang dimakruhkan ketika mandi: a. Boros air. Nabi saw mandi dengan 1 sha’ air atau 5 mud. ( 1 sha’ = 4 mud = 40 cm3 ). ( Bukhari, Muslim ), b. Mandi di air yang tergenang. ( Muslim ). Jika terpaksa, harus diambil dengan hati-hati agar tidak mustakmal.
Continue Reading

kisah Berharga

Kamis, 02 Mei 2013 | 0 komentar

‘Tukang Tato’ Geng Yakuza Jepang Itu Kini Seorang Muslim
.Taki Takazawa. Dilihat dari namanya saja, sudah dapat diketahui bahwa ia adalah orang Jepang. Dengan ciri khas rambut gondrong dan tubuh penuh tato, membuatnya tampak mirip dengan anggota geng mafia Jepang, Yakuza. Dia memang mantan tukang tato para anggota geng paling ditakuti di Jepang itu. Dan bukan main, profesi ‘tukang tato’ itu telah ia lakoni selama 20 tahun.

Tapi pandangan negatif pada penampilan fisiknya itu berubah saat dia mengumandangkan Azan. Takazawa kini menjadi Imam sebuah masjid di Ibukota Tokyo. Setelah mengucapkan dua kalimat Syahadat, Takazawa mencantumkan nama muslim Abdullah, yang berarti hamba Allah SWT.

Perkenalannya dengan Islam secara tidak sengaja terjadi di wilayah Shibuya. Takazawa melihat seseorang dengan kulit dan janggut putih. Orang itu juga mengenakan baju dan turban warna suci. “Orang itu memberikan sebuah kertas dan menyuruh saya membaca kalimat tertera bersama dia,” ujarnya seperti dilansir islamicmovement.org.

Kalimat itu ternyata Syahadat, pengakuan pada ke-esaan Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai utusannya. Meski tak paham secara keseluruhan, Takazawa pernah mendengar sepintas Allah dan Muhammad. Seperti kebanyakan penduduk Jepang, sebelumnya Takazawa menganut aliran kepercayaan Shinto.

Pertemuan dengan orang serba putih itu membekas di ingatan Takazawa. Dua tahun setelah memeluk Islam, dia bertemu lagi dengan sosok inspiratifnya itu. “Ternyata dia pernah menjadi Imam di Masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi. Saya bersyukur bisa bertemu dengannya,” katanya.

Imam Masjid Nabawi itu meminta Takazawa untuk menjadi Imam di masjid di wilayah Shinjuku. Sebelumnya, dia melaksanakan ibadah haji dan menimba ilmu beberapa bulan di Kota Makkah. Nama Takazawa menjadi terkenal lantaran dia menjadi satu di antara lima imam Masjid besar di Jepang.
Continue Reading

Tamsil

Jumat, 19 April 2013 | 0 komentar

Mari Belajar Dari Bebek

Bebek adalah binatang yang memiliki intelegensi (tingkat kecerdasan) yang rendah jika dibandingkan dengan anjing. Anjing mudah dilatih dan memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Di samping itu, anjing mampu mendengar jenis suara rendah (infrasonic) pada jarak Sekitar 20 meter. Suara mi hanya tidak bisa didengar oleh telinga manusia.
Namun demikian, kita jarang mendengar ada bebek yang tertabrak! Sedangkan kita sering melihat banyak anjing yang tertabrak! Mengapa?
Ternyata bebek memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki anjing. Bebek senantiasa hidup berjamaah, kompak dan satu gerak. Ke mana pun bebek pergi senantiasa beserta jamaah (rombongannya). Bebek pun binatang yang istiqamah dalam bersikap dan bertindak. Ketika bebek Sedang berada di dalam kandang ia bersuara, “wek... wek... wek!” Begitu juga ketika bebek berada di jalan, di sawah, di perkampungan bahkan di mall-mall atau swalayan dan di istana negara senantiasa hersuara wek.. wek.. wek!, sungguh istiqamah! Ketika rombongan bebek berada di jalan raya dan bermaksud menyeberang, maka seketika para pengguna jalan berhenti sejenak untuk menghormati iring-iringan bebek itu.
Berbeda dengan anjing, kebanyakan hidupnya sendiri (infirodhi) tidak mau dan bahkan jarang berjamaah. Anjing pun binatang yang tidak istiqamah dalam berucap atau bersuara. Kepada orang lain yang tidak ia kenal ia menggonggong tetapi kepada tuannya ia bermanja-manja. Meskipun memiliki tingkat kepekaan tinggi dalam mendengarkan suara rendah, tapi ternyata karena hidupnya tidak berjamaah maka ia sering tertabrak di jalan raya.        
Mari belajar dan bebek, istiqamah dan berjamaah menjadi kunci dalam berdawah. Pertolongan Allah Swt. beserta jamaah. Janganlah seperti anjing, tidak mau berjamaah, kalaupun berjamaah selalu ribut dan bertengkar dengan sesamanya dan tidak istiqamah dalam bersikap dan berucap.
Continue Reading

Adab-adab Sholat

Jumat, 25 Januari 2013 | 0 komentar

Tiga hal yang disunnahkan sebelum shalat, yaitu; Adzan, iqamat, memasang sutrah (penghalang). (Bukhari, Muslim).
- Syarat sah shalat ringkasnya ada empat perkara sebagai berikut: 1) Bersuci (thaharah), 2) Mengetahui masuknya waktu, 3) Menutup Aurat, 4) Menghadap Kiblat. (Al-Baqarah:150).

Rukun-rukun Shalat ( Prosedur yang pokok )

Rukun shalat ada tiga belas, yaitu:
1. Niat. Sesungguhnya setiap perbuatan itu bergantung pada niatnya. (Bukhari, Muslim). * Sahnya niat shalat, harus berbareng dengan Takbiratul Ihram dan hati sadar betul bermaksud akan shalat, dengan mengingat apa yang dilakukan shalat, juga tentang kefardhuannya. Dan tidak dipersyaratkan menggerakkan lidah dalam berniat.

2. Berdiri dalam shalat fardhu jika mampu. Jika kamu tidak mampu karena udzur, boleh duduk. Jika tidak mampu juga, maka berbaringlah miring. (Bukhari). * Berdiri adalah tegak lurus. Tidak boleh membungkuk tanpa udzur. Boleh duduk dalam shalat sunnah, baik ia mampu ataupun tidak. (Bukhari).

3. Takbiratul Ihram. Kunci shalat ia bersuci, tahrimnya ialah takbir, dan tahlilnya ialah mengucapkan salam. (Tirmidzi, Abu Dawud). 

Syarat-syarat Takbiratul Ihram:
a) Mengucapkan Takbiratul Ihram ( Ucapan ‘Allohu Akbar’ saat pertama kali mulai sholat ) sambil berdiri. 
    Tidak sah diucapkan ketika bangkit shalat.
b) Mengucapkannya seraya menghadap kiblat.
c) Takbiratul ihram dalam bahasa Arab. Bagi orang yang tidak mampu dan ia tidak mungkin belajar, boleh 
    dengan maknanya. Namun ia wajib belajar mengucapkan Takbir dengan bahasa Arab.
d) Semua huruf dalam Takbiratul Ihram harus terdengar oleh dirinya sendiri, jika ia sehat pendengarannya.
e) Diucapkan berbarengan dengan niat.

4. Membaca Al-Fatihah. Tidak sah shalat seseorang tanpa membaca Al-Fatihah. (Bukhari, Muslim).
    Syarat-syarat Membaca Al-Fatihah:
* Bacaan Al-Fatihah terdengar oleh diri sendiri, bila sehat pendengarannya.
* Dibaca tertib sebagaimana tercantum dalam Alquran, dengan huruf-huruf dan menegaskan tasydid-
   tasydidnya.
* Tidak keliru mengucapkan sehingga mengubah arti bacaan Al-Fatihah.
* Dengan bahasa Arab, bukan membaca terjemahan Al-Fatihah.
* Dibaca sambil berdiri. Apabila orang shalat itu ruku’ sementara dia masih menyelesaikan Fatihahnya, maka 
   bacaannya itu batal, dan wajib diulangi.

5. Ruku’. Minimal menunduk seukuran yang memungkinkan orang yang shalat meletakkan telapak tangannya 
   di lututnya. Ruku’ yang sempurna ialah menunduk sehingga punggung menjadi rata. (Al-Hajj: 77, Bukhari, 
   Muslim).
   Syarat-syarat Ruku’:
* Menunduk minimal telapak tangan mencapai lutut. (Bukhari)
* Menunduk, tidak bertujuan lain, selain ruku’.
* Tenang (thuma’ninah) minimal selama kira-kira membaca tasbih, (Bukhari). * Seburuk-buruk pencuri 
   adalah orang yang mencuri shalatnya, yaitu sujud dan ruku’ tidak sempurna.” (Ahmad Thabrani).
* Ruku’ yang paling sempurna ialah apabila pungung rata dengan leher secara horizontal lagi lurus, tidak 
  melengkung, memekarkan jari-jari, dan mengucapkan dengan tenang sebanyak tiga kali, “Subhaana 
  Rabbiyal  Azhim.” (Muslim, Tirmdzi, Abu Dawud).

6. Berdiri Tegak Sesudah Ruku’ (I’tidal). Yaitu berdiri tegak memisahkan antara ruku dan sujud. (Bukhari, Muslim).
Syarat-syarat I’tidal:
  * Bangkit dari ruku’ tanpa ada maksud lain selain ibadat.
  * Tenang (thuma’ninah) selama i’tidal selama kira-kira bacaan tasbih.
  * Tidak terlalu lama berdiri dalam i’tidal, sampai melebihi bacaan Al-Fatihah.

7. Sujud Dua Kali Pada Setiap Rakaat. (Al-Hajj: 77, Bukhari).
Syarat-syarat Sujud:
   * Kening harus terbuka ketika disentuh pada tanah.
  * Bersujud pada tujuh anggota sujud; Kening hidungnya, dua tangan, dua lutut dan ujung-ujung kaki. 
     (Bukhari, Muslim).
  * Pantat hendaknya lebih tinggi posisinya daripada kepala.
  * Tidak bersujud di atas kain yang berkaitan dengan tubuh, yang jika bergerak, maka kain itu ikut bergerak.
  * Bersujud tanpa ada maksud lain selain sujud.
  * Menekan kening benar-benar di tempat sujud, sehingga bila bersujud di atas kapas atau semisalnya, 
     kapas itu menjadi cekung dan berbekas sujudnya.
  * Tenang (thuma’ninah) minimal selama kira-kira bacaan tasbih, Adapun sujud yang sempurna adalah 
     bertakbir ketika menjatuhkan tubuh hendak bersujud, lalu meletakkan kedua lutut lalu kedua tangan, lalu 
     kening dan hidung di tempat sujud. Kedua tangan setentang dengan pundak, jari-jari terentang 
    dihadapkan ke kiblat, dan perut renggang dari paha. Dan kedua siku renggang dari lantai dan dari 
    lambung,  seraya mengucapkan tiga kali. “Subhana Rabbiyal Ala.” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud Tirmidzi). * Itu adalah sujud sempurna yang terpendek. Namun ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada sebagian hal tersebut di atas, yakni bahwa perempuan bersujud dengan merapatkan tubuhnya satu sama lain dan merapat ke lantai. (Baihaqi).

8. Duduk Antara Dua Sujud
Syarat-syarat Duduk Antara Dua Sujud
  * Duduk itu bermaksud ibadat.
  * Duduk tidak terlalu lama, tidak melebihi duduk tasyahud yang terpendek.
  * Tenang (thuma’ninah) selama paling sedikit bacaan tasbih.

9. Duduk Terakhir. Yaitu duduk pada akhir rakaat yang terakhir dari shalat itu, diakhiri dengan salam.

10. Tasyahhud Pada Duduk Terakhir. Wajib membaca Tasyahhud. (Bukhari, Muslim, Baihaqi, Daruquthni). * Terdapat berbagai riwayat mengenai ucapan tasyahud yang semuanya shahih.
Syarat Tasyahud:
  * Terdengar oleh diri sendiri, apabila pendengarannya sehat.
  * Dibaca berturut-turut. Tidak berhenti atau diam lama.
  * Tasyahud dibaca sambil duduk, kecuali udzur, boleh dibaca dengan cara apapun yang mungkin.
  * Dengan bahasa Arab. Jika tidak dapat, boleh dengan terjemahan bahasa apa saja. Dan ia wajib belajar   
     tasyahud berbahasa Arab.
  * Memelihara makhraj-makhraj dan syiddah-syiddah.
  * Kalimat tasyahhud harus tertib, sesuai dengan dalilnya. 

11. Shalawat Atas Nabi saw.. Yaitu membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw. sesudah membaca tasyahud di atas, sebelum salam. (Al-Ahzab: 56 - Ibnu Hibban, Hakim, Tirmidzi, Abu Dawud, Bukhari, Muslim).
Syarat-syarat Shalawat:
  * Bacaan shalawat terdengar oleh diri sendiri, apabila pendengarannya sehat.
  * Menggunakan kata ‘Muhammad’, atau ‘An-Nabiy’ atau 'Ar-Rasul.’ Tidak sah jika menggunakan kata 
     ‘Ahmad’ umpamanya.
  * Menggunakan bahasa Arab, jika tidak mampu, boleh dengan terjemahannya bahasa apapun yang dia  
     kehendaki. Tetapi, ia wajib belajar bershalawat dengan bahasa Arab.
  * Tertib dalam mengucapkan shalawat. Dan tertib antara shalawat itu dengan tasyahud. Tidak sah jika 
     shalawat didahulukan daripada tasyahud. 

12. Salam Yang Pertama. Yaitu mengucapkan “Assalamu ‘alaikum Wa rahmatullah..” Dua kali. Sekali sambil menengok ke sebelah kanan dan sekali lagi sambil menengok ke sebelah kiri, hingga terlihat pipinya dari belakang. (Muslim, Abu Dawud Tirmidzi).

13. Tertib. Yakni dimulai dengan niat dan Takbiratul ihram, kemudian membaca Al-Fatihah, lalu ruku’, i’tidal, sujud..... .dan seterusnya.

Adab Shalat

- Amalan yang paling utama adalah shalat tepat pada waktunya. (Bukhari, Muslim). * Hendaknya sedih, jika tertinggal shalat tepat pada waktunya.
- Memulai shalat dengan membentangkan tangan dan mengangkatnya ke atas sambil membaca takbir. (Tirmidzi). * Mengangkat tangan dalam bertakbir bagi laki-laki sampai batas telinga dan bagi wanita sampai batas dada. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi).
- Meletakkan kedua tangan secara bertumpuk, yaitu tangan kanan berada di bagian atas dan punggung kanannya menghadap kiblat. (Muslim). * Tidak boleh bertolak pinggang dalam shalat. (Bukhari, Muslim).
- Disunnahkan membaca doa iftitah shalat. (Muslim). * Kemudian membaca ta’awudz sebelum membaca ayat Alquran. (Alquranul Karim).
- Disunnahkan membaca Al-Fatihah ayat demi ayat, satu ayat satu nafas. Seperti; ‘Bismillahir rahmanir rahim,... Alhamdulillahi rabbil ‘alamin ..., berhenti sebentar kemudian, Ar-rahmanir rahim..., berhenti, begitu seterusnya. (Tirmidzi, Hakim).
- Disunnahkan membaca ayat Alquran setelah Al-Fatihah minimal tiga ayat. (Ibnu Saad).
- Mengucapkan ‘Amiin’ dengan dikeraskan dalam shalat Jahr, setelah membaca:
( Walaadhaaaalliin )
Dan dengan suara pelan dalam shalat Sirr. (Ibnu Majah, Abu Dawud).
- Disunnahkan ‘saktah’ atau berhenti sejenak pada dua tempat:
• Setelah bertakbir hingga membaca Al-Fatihah.
• Setelah membaca Al-Fatihah dan surat ketika akan ruku’. (Ibnu Majah, Abu Dawud, Bukhari).
- Diwajibkan ‘Thuma’ninah’ (tenang) dalam setiap rukun. Tidak boleh terburu-buru dalam mengerjakan shalat. (Tirmidzi). Dan disunnahkan bertakbir setiap perpindahan dari rukun ke rukun. (Muslim).
- Sunnah merenggangkan jari-jari ketika ruku’ dan menekankannya di atas lutut. (Abu Dawud, Tirmidzi). Pinggul dan kepala hendaknya rata ketika ruku’, jangan berdiri sebelum sempurna ruku’nya. (Muslim, Tirmidzi). * Jangan membaca Alquran ketika ruku’. (Nasa’i).
- Ketika berdiri dari ruku’ hendaknya imam mengucapkan:
( Sami 'Allohu liman khamidah )
Artinya: “Maha Mendengar Allah bagi yang memujiNya”
Dan makmum membaca:
( Robbanaa lakal khamdu )
Artinya: “Wahai Rabb kami dan bagi-Mu segala puji.” (Tirmidzi). * Jika shalat sendirian, hendaknya mengucapkan kedua kalimat di atas tadi.

- Ketika akan sujud, dahulukanlah lutut menyentuh lantai, kemudian tangan, dan dahi. (Bukhari, Muslim). Boleh mendahulukan tangan, kemudian lutut, dan dahi karena keduanya pernah dilakukan oleh Nabi saw.
- Tidak ada mengangkat tangan ketika bertakbir akan sujud. (Bukhari).
- Ketika sujud hendaknya jari-jari menghadap kiblat dan dirapatkan. Berbeda dengan ketika ruku’, jari-jari hendaknya direnggangkan. (Baihaqi, Hakim). Ketika sujud, dahi dan muka berada di antara kedua telapak tangan. Bagi laki-laki sebaiknya merenggangkan antara perut dan paha dengan siku tangan yang terbuka. Seolah-olah anak kambing pun bisa melewatinya. (Abu Dawud, Nasa’i). * Wanita sebaiknya merapatkan antara perut, paha, dan siku tangan dan pinggul yang direndahkan dan tidak mengangkat pantatnya terlalu tinggi, sehingga tidak membentuk lekukan tubuhnya.
- Ketika sujud, hendaknya kedua telapak kaki ditegakkan dan jari-jari kaki menghadap kiblat. (Tirmidzi).
- Dianjurkan agar memperbanyak berdoa ketika sujud. Waktu yang terdekat antara manusia dengan Allah adalah ketika sujud. (Tirmidzi, Nasa’i). * Insya Allah doa tersebut mustajab.
- Dalam sujud hendaknya merasa seolah-olah sedang bersujud di bawah ‘kaki’ Allah swt.. (Syaikh Muhammad Yusuf rah. a). Tidak boleh membaca Alquran ketika sujud. (Nasa’i). Cara duduk diantara dua sujud dan duduk tasyahud awal : Duduk di atas telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan dan jari-jari kaki menghadap kiblat. (Nasa’i).
- Dalam Tasyahud disunnahkan memberi isyarat dengan jari telunjuk. Yaitu membentuk lingkaran antara ibu jari kanan dan jari tengah di atas paha kanan dan meluruskan jari telunjuk. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud).
- Membaca shalawat dan doa dalam Tasyahud akhir. (Tirmidzi). * Contoh doa yang pernah diucapkan Nabi saw.:
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahanam dan adzab kubur, fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Masih Dajjal”
- Setelah berdoa dalam Tasyahud akhir, disunnahkan mengucapkan salam:
 Assalamu’alaikum warahmatullahi
Artinya: “Keselamatan dan rahmat Allah semoga terlimpah ke atasmu.” (Tirmidzi). * Bagi imam, salam hendaknya diucapkan dengan keras, seraya menoleh ke kanan dan ke kiri sehingga terdengar oleh makmum.
- Wajib khusyu’ di dalam shalat. Dan Allah menyediakan neraka ‘Wail’ bagi orang-orang yang tidak khusyu’ dalam shalatnya. (Alquran).
- Lima hal yang membuat kita khusyu’ :
1) Yakin kepada Allah bahwa shalat menyelesaikan segala masalah.
2) Mengikuti cara shalat Nabi saw.
3) Mengetahui nilai dan keuntungan shalat.
4) Menjaga tawajuh/ konsentrasi di dalam empat rukun, yaitu: ketika berdiri atau qiyam, ketika ruku’, ketika sujud, ketika duduk. Sebaiknya masa-masa tersebut diperlama dan sekurang-kurangnya tiga kali merasa bahwa Allah melihat kita.
5) Ikhlas lillahi Ta’ala. Jangan sampai timbul riya di dalam hati ataupun ingin dilihat orang lain. (Maulana Yusuf rah. a).
- Disunnahkan melaksanakan shalat dengan menggunakan sutrah (pembatas di depan). (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
- Jangan shalat menghadap kuburan. (Muslim).
- Jangan bertempat khusus di masjid, kecuali imam. (Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim).
- Makmum tidak bersamaan dengan imam dalam gerakan shalat, hendaknya menunggu imam sempurna gerakannya. (Bukhari, Muslim).
- Jangan membatalkan shalat tanpa udzur. (Jama’ah, kecuali Tirmidzi).

Yang Dibolehkan Dalam Shalat
a. Menangis terharu atas bacaan Alquran. (Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i).
b. Membunuh ular dan kalajengking. (Ahmad, Ashhabus sunan).
c. Menggendong anak, jika sangat sulit ditinggalkan. (Ahmad, Nasa’i).
d. Bergerak sedikit, apabila sangat terpaksa. (Bukhari, Ahmad, Baihaqi).
e. Bertasbih dan bertepuk tangan mengingatkan imam ketika lupa. Meneruskan bacaan ayat Alquran untuk mengingatkan imam, apabila imam terlupa atau salah. (Abu Dawud).


Hal-hal Yang Membatalkan Shalat
a. Berbicara sengaja, selain tasbih, takbir dan baca Alquran. (Muslim)
b. Perbuatan yang banyak, apabila perbuatan itu banyak dan berturut-turut.
c. Terkena najis pada pakaian atau badan, kecuali karena tertiup angin atau semisalnya dan bisa di buang seketika, maka shalat tidak batal.
d. Sebagian aurat terbuka dengan sengaja. Jika tidak sengaja, tidak batal shalatnya asal segera ditutup seketika.
e. Makan dan minum, para fuqaha membuat ukuran makanan yang banyak adalah seukuran kacang kedelai. Sisa-sisa makanan di sela-sela gigi yang tidak sebesar ukuran ini, lalu tertelan ludah tanpa sengaja, maka hal itu tidak membatalkan shalat.
f. Hadats sebelum salam yang pertama, karena salah satu syarat sah shalat adalah suci dari hadats sebelum semua rukun shalat disempurnakan.
g. Berdehem, tertawa, menangis, dan merintih sampai mengeluarkan dua suku kata, sekalipun tidak dipahami artinya. Tersenyum tidak membatalkan shalat, tetapi dzikir dan doa untuk berbicara kepada orang lain membatalkan shalat.
h. Berubah niat, apabila ada niat keluar dari shalat, maka shalat menjadi batal.
i.  Membelakangi kiblat.

Yang Dibenci Dalam Shalat:
a. Membunyikan sendi tangan ketika shalat. (Ibnu Majah),
b. Menutupi mulut dalam shalat. (Ibnu Majah), 
c. Shalat di depan makanan. (Muslim), Menahan kentut atau buang air. (Muslim), 
d. Memandang ke atas atau ke langit. (Bukhari), 
e. Menguap, karena syetan akan masuk jika menguap terbuka. (Thabrani, Ibnu Majah), 
f. Mengantuk (Jamaah), 
g. Menoleh atau melihat sesuatu yang melalaikan shalat, seperti; gambar-gambar di dinding, dan sebagainya. (Bukhari, Muslim).

Continue Reading

bayan 1

Rabu, 23 Januari 2013 | 0 komentar

Dari Abdurrahman bin Aid ra, dia berkata, “Adalah Rasulullah saw apabila hendak mengirimkan pasukan, maka Beliau memberi nasehat, Bersikap lembut dan sayanglah kepada orang-orang! Jangan menyerang mereka sebelum kalian BERDAKWAH kepada mereka, dan janganlah menghancurkan rumah-rumah mereka! Jangan biarkan satu orang penghuni rumah pun yang ada di kota-kota maupun di desa-desa, kecuali kalian membawa mereka ke hadapanku dalam keadaan muslim (telah memeluk Islam), karena yang demikian itu lebih aku sukai daripada kalian datang padaku dengan membawa istri-istri dan anak-anak mereka setelah kalian membunuh suami-suami mereka! “. (HR. Ibnu Mandah dan Ibnu Asakir dalam kitab Al Kanz jilid II halaman 294. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Syahin dan Al Baghawi seperti terdapat dalam kitab Al Ishaabah jilid III halaman 153, juga Tirmidzi dalam kitabnya jilid I halaman 195).
Dari Buraidah ra, dia menceritakan, “Adalah Rasulullah saw apabila mengirim rombongan jihad atau pasukan tentara, maka Beliau saw memberikan nasihat kepada pemimpin mereka supaya menjaga ketakwaan dirinya kepada Allah SWT dan berlaku baik terhadap orang-orang Islam yang di bawah pimpinannya. Beliau juga berpesan kepada pemimpin rombongan, “Apabila engkau bertemu dengan musuhmu orang-orang musyrik, maka ajaklah mereka kepada salah satu dari tiga perkara, jika mereka menerima salah satu dari tiga pilihan yang engkau ajukan, maka terimalah pilihan mereka dan tahanlah serangan kepada mereka!
Pertama, ajaklah mereka untuk memeluk Islam! Jika mereka menerima, maka terimalah keIslaman mereka dan janganlah menyerang mereka.
Kedua, ajaklah mereka untuk meninggalkan kampung halaman mereka dan tinggal di perkampungan kaum muhajiriin, lalu beritahukan kepada mereka bahwa apabila mereka melakukan yang demikian, maka mereka memperoleh perlakuan dan hak yang sama dengan kewajiban kaum muhajirin; tetapi apabila mereka menolak dan lebih suka memilih untuk tinggal di tempat mereka sendiri, maka katakan pada mereka bahwa mereka akan diperlakukan seperti orang-orang Islam Badwi, dan berlakulah ke atas mereka hukum Allah seperti yang berlaku atas orang-orang mukmin umumnya, yakni mereka tidak akan mendapat bagian dari harta rampasan perang, kecuali jika mereka ikut berjihad bersama kaum muslimin.
Ketiga, jika mereka tidak mau menerima tawaran yang kedua, maka perintahkan kepada mereka supaya membayar jizyah! Jika mereka bersedia membayar jizyah, maka terimalah dan janganlah engkau menyerang mereka ! Tetapi jika mereka menolak membayar jizyah, maka mintalah bantuan kepada Allah dan perangilah mereka! Apabila engkau telah mengepung mereka dalam sebuah benteng, lalu mereka memintamu untuk memberlakukan hukum Allah atas mereka, maka jangan engkau penuhi permintaan tersebut, karena sesungguhnya kalian tidak mengetahui hukum apa yang akan ditetapkan Allah atas mereka. Akan tetapi berlakukanlah pada mereka hukum kebijaksanaan kalian, kemudian putuskanlah perkara mereka setelah itu menurut kebijaksanaan yang kalian kehendaki.” (HR. Abu Daud)
Continue Reading

Muhasabah diri

Selasa, 22 Januari 2013 | 0 komentar

alah seorang pakar penyakit hati pernah ditanya..... “Mengapa do’a kami tidak dikabulkan?” ...Dia menjawab,, “Karena hati kalian telah mati.” “Apa yang membuatnya mati?” tanya mereka,,Dia menjawab.. “Ada sepuluh hal, yaitu:
(1) Kalian mengenal Allah tapi tidak menunaikan hak-Nya...
(2) Kalian membaca kitab-Nya, namun tidak mengamalkan..
(3) Kalian mengaku cinta rasul shallAllahu ‘alaihi wa sal
lam, namun meninggalkan tuntunannya...
(4) Kalian mengaku sebagai musuh syaithan,,namun tindakan kalian selaras dengannya..
(5) Kalian mengatakan cinta surga,,tapi tidak beramal untuk mengejarnya..
(6) Kalian berkata takut neraka, namun jiwa kalian digadaikan untuknya..
(7) Kalian mengatakan kematian sesuatu yang niscaya,,tapi kalian tidak mempersiapkan diri untuknya..
(8) Kalian sibuk mengurus aib saudara kalian, tapi mengabaikan aib diri sendiri..
(9) Kalian memakan nikmat dari Allah tapi tidak menunaikan haknya,, dan
(10) Kalian mengubur jenazah saudara kalian,,tapi tidak mampu mengambil ibrah dari hal itu...
Astaghfirullahaladzim....:(
Continue Reading

adab-adab ta,lim wata,lum

Senin, 21 Januari 2013 | 0 komentar

Adab Talim Wat Talum
Talim Wat Talum adalah belajar dan mengajar
Maksud dan tujuannya adalah memasukan Nur Kalamullah ( cahaya ilmu dan pemahaman ayat Al Quran )
Keutamaan Talim Wat Talum :
  1. Mendapatkan sakinah ketenangan jiwa.
  2. Dicucuri Rahmat oleh Allah Swt.
  3. Dikelilingi para malaikat bershaf-shaf sampai di Arsy Allah Swt.
  4. Nama kita di bangga banggakan oleh Allah Swt di hadapan majelis para malaikat.
  5. Menghancurkan 100 majelis lalai bila dilakukan di rumah.
Kerugian apabila tidak di laksanakan Talim Wat Talum :
  1. Beramal dengan mengikuti hawa nafsu.
  2. Tidak mengetahui nilai akhirat.
  3. Syetan akan berdakwah dalam rumah kita sehingga maksiat akan merajalela
Adab adab Taklim terbagi menjadi dua ,yaitu :
  1. Adab Zhahiriah.
  2. Adab Batiniah.
1. Adab Zhahiriah ,diantaranya :
  • Berwudhu lalu duduk rapat-rapat dengan posisi Iftirasy menghadap qiblat denga tawajjuh kepada Allah Swt dengan memekai wangi-wangian.
  • Membaca dengan jelas dan teratur bila perlu diulangi sampai tiga kali dan tidak menambah dengan kata-kata sendiri.Bacalah apa yang tertulis dalam kitab Fadhail Amal.bila belum mampu membaca dengan betul ayat-ayat Al Quran atau Hadist-Hadist Rasulullah Saw,cukup membaca artinya atau Mafhum hadistnya saja.
  • Apabila disebut nama dari Rasulullah Saw,disunnahkan bershalawat,apabila nama sahabat r.a disebut ucapkanlah radiallahu anhum dan apabila disebut nama orang-orang yang di laknat maka ucapkanlah laknatul alaihi.
  • Bila mendengar kabar gembira tentang pahala dan surga ucapkanlah tasbih ,tahmid dan takbir.semoga Allah Swt menganugrahkan kepada diri kita.
  • BIla mendengar tentang adab dan siksaan kita memohon perlindungan dari Allh Swt dengan berisgtigfar atau mengucapkan “na uudzubillaahi mindzalik”.
  • Tidak meninggalkan majelis sebelum selesai setan berusaha bagaimana kita berhajat keluar padahal pada saat itu Allah Swt akan menganugrahkan Hidayah,jika terpaksa meninggalkan majelis cukup menggunakan isyarat mengangkat telunjuk untuk berwudhu atau buang air kecil,dua jari untuk buang air besar dan mengangkat lima jari untuk keperluan khusus dan tidak akan kembali lagi pada majelis.
  • Buat Jaulah Talim agar pikir manusia di luar masjid bisa berubah.
2. Adab Batiniah, diantaranya :
  • Tazhim Wal Ihtiram : Mengagungkan dan memuliakan
  • Tashdiq WalYaqin : Membenarkan dan meyakini.
  • Taatsur Bil Qalbi : Berkeswan di dalam hati.
  • Niyatul Amal Wattabligh : Niat mengamalkan dan menyampaikan

Continue Reading

Adab-adab

Jumat, 18 Januari 2013 | 0 komentar

Adab Kepada Allah SWT

ALLAH SWT adalah Dzat yang selalu menyertai kita dimanapun kita berada,dirumah,dalam perjalanan, ketika terjaga & juga tidur, ketika hidup maupun setelah meninggal; DIA (ALLAH) selalu mengawasi gerak gerik kita, mendengarkan bisikan & permohonan kita.
Untuk lebih mengenal ALLAH SWT, sehingga tidak ada yg kita cintai selain ALLAH, tidak ada yg kita takuti selain ALLAH, tidak yg kita mintai kecuali ALLAH & tidak ada yang kita maksud (tuju) kecuali ALLAH maka perlunya kita mengetahu adab-adab kita kepada ALLAH kemudian mengamalkan & menjaganya setiap hari & setiap saat diantaranya :

  1. Menundukan wajah / muka & menjaga pandangan
  2. Meluruskan tujuan & bersandar hanya kepada ALLAH dalam setiap amalan
  3. Bersikap tenang & banyak diam dari perkataan yang sia-sia
  4. Cepat-cepat didalam melaksanakan perintah & menjauhi larangan agama
  5. Tidak menentang dalam perkara yang telah diputuskan ALLAH (Qodar) walaupun kita tidak menyukainya
  6. Berusaha selalu mengingat ALLAH & memikirkan keagungannya
  7. Berusaha membela yang haq & menentang yang batil
  8. Memutuskan rasa thoma' (pengharapan) kepada mahkluk
  9. Tawadhu' (rendah hati) semata-mata karena takut kepada ALLAH
  10. Tidak condong & terlau percaya kepada usaha-usaha keduniaan semata-mata hanya karena yakin & percayan kepada jaminan ALLAH dalam masalah rezekinya
  11. Selalu menghadirkan perasaan takut karena belum bisa menunaikan hak- hak ALLAH secara sempurna

Dalam beramal, adab-adab atau tertib beramal tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan, karena amalan yang baik kalau tidak dikerjakan dengan adab / tertib yang betul, maka amalan tersebut akan rusak & tidak ada faedahnya.
Karenanya catatan diatas mengajak kepada kita semua untuk menjaga adab / tertib dalam beramal sehingga apa yang telah ALLAH berikan kepada orang-orang terdahulu akan ALLAH berikan juga kepada kita semua.
Continue Reading

contoh undangan haul

Sabtu, 12 Januari 2013 | 0 komentar


                HAUL KE 29 KELUARGA BESAR
AL-MARHUM H. SAIT BIN SENAN & AL-MARHUMAH HJ. MESAH BINTI UMES

Kepada yang terhormat                                                                 Kedung Jaya , 29 juli 2010 Bapak / Sdr : . . . . . . . . . . . .
Di –
            Tempat
Assalamua’laikmu Wr . Wb
Salam teriring dengan do’a semoga Bapak / Saudara selalu dalam lindungan Allah SWT, dan  dapat menjalankan aktivitas sehari-hari , Amiin . . .. . .
Selanjutnya, kami dari Keluarga Besar Al-marhum H. Sait Bin Senan dam Al-marhumah          Hj. Mesah Binti Umes dan ke 100 hari atas wafatnya Hj. Shofinah Binti Hj. Mesah mengundang kepada Bapak / Saudara , dalam acara Haul yang akan diadakan pada :
Hari                  : Jum’at malam Sabtu                       
Tanggal            : 30 Juli 2010
Waktu              : Pukul 19.30
Tempat : Di kediaman Bapak. Nuhud Salimin                                                                                                                                                      
                          Kp. Wates Babelan
Demikianlah undangan ini kami sampaikan, atas kehadiran Bapak / Saudara kami nantikan tepat pada waktunya dan kami ucapkan terima kasih .
Billahit Taufiq wal Hidayah
Wassalamua’laikum Wr . Wb.

Turut  Mengundang :                                                                             an. Keluarga Besar
1.   H. Saidih                  (anak)                                                               
2.   Abd. Salam (cucu)  
3.   Shodikin                  (cucu)
4.   Syaifullah                 (cucu)                                                               H. A. Salamun. Noeh           
Continue Reading
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. CERMIN KERINDUAN KEPADAMU YA ROSULLULLOH - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger